Selasa, 20 April 2021

Menanda Tahun Budaya Pakpak

Matahari baru beranjak dari peraduannya ketika kami tiba ditempat itu. Semburan cahayanya melingkupi sebuah bukit dikelilingi hutan belantara. Delleng simenoto, nama bukit yang melegenda khususnya bagi masyarakat Pakpak Bharat, tempat yang boleh dikatakan sangat sakral dan penuh nuansa mistis. Hari ini kami sengaja datang ketempat ini untuk menyaksikan lebih dekat apa yang dinamakan upacara Menanda Tahun.

Menanda Tahun bagi masyarakat Pakpak adalah Upacara yang diselenggarakan oleh masyarakat Pakpak menjelang musim tanam di Perladangan atau sawah dilaksanakan dengan tujuan guna mendapat berkah dari sang penguasa alam, acara ini rutin dilaksanakan oleh setiap persatuan marga dan pemiliki Hak ulayat di tanah Pakpak. Salah satu yang rutin melaksanakan adalah Sisada Rube Siennem Kuta Sitellu Desa di Kecamatan Pergetteng_Getteng Sengkut, Kabupaten Pakpak Bharat yang akan dilaksanakan hari ini (20/02/2021)

Puluhan warga khususnya tokoh-tokoh masyarakat dan Pemerintah berduyun-duyun mendaki kearah puncak bukit. Mereka berdiri mengelilingi sebuah ukiran batu bewujud cicak yang dalam bahasa Daerah sering disebut kelang yang dipercaya sebagai perlambang para leluhur. Wujud kelang ini juga dipercaya sebagai penjaga tanah,memiliki sifat terpuji, diantaranya tidak mengganggu manusia bilamana tidak diganggu. Seorang yang dipercaya sebagai sukut yang dituakan hari ini duduk persis menghadap Kelang di bawha rimbunnya rumpun bambu. Sayangnya Tahun ini akan berbeda jauh dari tahun sebelumnya yang menurut panitia selalu dihadiri ribuan warga terkhusus Marga Manik yang biasa datang dari seluruh pelosok Negeri, tahun ini kita sengaja membatasi undangan mengingat masa pandemi Covid ini masih sangat mengkhawatirkan, ungkapnya disela kesibukannya. Pantauan kami sendiri seluruh warga yang hadir selalu patuh protokl kesehatan diantaranya tetap menggunakan masker serta berdiri menjaga jarak.

Seorang petugas memotong seekor ayam gerrek-gerrekken yang menjadi sarana penghubung dan mendapat petunjuk dari para leluhur. Gerak-gerik ayam diteliti secara seksama ole seorang yang ahli dan biasa melaksanakan ritual ini. Selanjutnya ayam dilapah, isi dan kondisi dalamnya diteliti lagi. Semua petunjuk ini kemudian dijelaskan kepada khayalak, tentang jenis tanaman yang baik ditanam tahun ini, tentang alamat peruntungan bagi penghuni lebbuh dan para perantau dari lebbuh ini, tentang pantangan dan alamat baik dan sebagainya.

Sungguh sebuah ritual adat yang sangat langka, sakral dan sarat makna. Sebuah ritual yang sangat perlu dilestarikan di bumi Pakpak ini. Pesan dalam dari upacara ini sesungguhnya adalah perlunya mejaga serta melestarikan adat leluhur yang telah dirintis dengan susah payah oleh para pendahulu kita.

Acara ini dilanjutkan dengan makan pelleng bersama. Makanan Khas Pakpak yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda ini disajikan kepada seluruh tamu undangan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pakpak Bharat Bambang Sunarjo Banurea, M.Si yang hadir mewakili Bupati Pakpak Bharat menyampaikan bahwa pada prinsipnya Pemerintah akan terus mendukung pelaksanaan ritual adat serupa, bahwa kedepannya mudah-mudahan setiap marga di Pakpak Bharat ini akan menyelenggarakan acara serupa demi lestarinya adat budya leluhur kita ini, kami dari Pemerintah Daerah siap mendukung pelaksanan kerja-kerja adat serupa ini, ungkapnya di lokasi acara.

Sementara itu seorang perwalikan marga tetangga mengatakan hendaknya kita semua mengikuti sesuai petunjuk yang kita dapat tadi, kita laksanakan dengan sepenuh hati kita mudah-mudahan kita dapatkan kebaikan, ucapnya singkat

Wakil Ketua DPRD Pakpak Bharat Mansehat Manik yang juga merupakan seorang tokoh Marga Manik ini menjelaskan dukungannya sebagai seorang legislatif terhadap kemajuan dan pelestarian budaya Pakpak ini kedepannya. Dia juga menyampaikan harapannya kepada Pemerintah dan warga disekitar lokasi Delleng Simenoto agar hendaknya kawasan deleng simenoto ini bisa ditata lebih baik lagi, kita harapkan pada masa datang kwasan ini menjadi kawasan wisata di Pakpak Bharat ini, ungkapnya penuh harap.

Matahari kian meninggi, angin berhembus diantara pepohonan tinggi, menyapa bukit mengusap lembah. Aneka nyanyian suara binatang sesekali terdengar diantara desau angina dan dan yang gugur jatuh. Dan seiring mentari bergulir kebarat, kami melangkah turun meninggalkan tempat sacral itu. Delleng simenoto berdiri kokoh, diam, hening dan sunyi, siapa sangka di sepi dan tersembunyi ini tersimpan rapi sebuah warisan sangat merharga dari leluhur tanah Pakpak.


 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support